Friday, February 1, 2013

6 Prinsip Yang Harus Diketahui Seorang Pemimpin Prinsip 1 "Berilah pujian atau penghargaan yang jujur" Suatu pujian, bagaimanapun kecilnya pasti akan disenangi oleh orang yang dipuji. Sebagai seorang pemimpin, mulailah dengan memberi pujian dari hal yang sederhana, seperti misalnya "Wah, wajah kamu tampak lebih cerah hari ini, apa rahasianya ?". Saya jamin orang yang mendengar pujian tersebut, terutama karyawan atau bawahan Anda akan bekerja jauh lebih semangat hari itu dibanding hari-hari sebelumnya. Buat suatu program penghargaan, seperti employee of the month atau karyawan bulan ini atau penghargaan lain yang sejenis. Dengan demikian bawahan Anda akan berebut untuk menjadi yang terbaik, tentu saja dengan bekerja lebih keras dan lebih baik lagi. Jangan remehkan prinsip sederhana ini, karena semua manusia terlepas dari siapa dia suka akan pujian. Prinsip 2 "Tunjukkan kesalahan dengan cara yang tidak langsung" Saya akan ceritakan suatu pengalaman yang saya alami saat saya masih remaja. Cerita ini dimulai saat ayah saya memperbaiki rumah tempat tinggal kami sekeluarga. Rumah tersebut memiliki halaman yang cukup luas, sehingga para tukang bangunan sering meninggalkan bahan-bahan bangunan seperti kayu, batu, pasir, dll berserakan di halaman rumah tersebut saat mereka akan pulang. Dan tentu saja Kami sekeluarga sangat terganggu dengan situasi tersebut. Ingin rasanya saya menegur mandor bangunan tersebut, tapi ayah saya mempunyai rencana lain yang lebih efektif untuk menegur mandor dan tukang bangunan tersebut. Ayah saya mengajak kami sekeluarga untuk membersihkan dan menyingkirkan semua bahan bangunan yang berserakan di halaman rumah dan menata dengan rapi di pinggir halaman. Esok harinya, ayah saya berbincang dengan sang mandor dan berkata "Saya sungguh senang dengan cara bagaimana halaman ini ditinggalkan seusai Anda kerja tadi malam, kelihatan rapi dan bersih, tidak mengganggu kesehatan keluarga saya dan tetangga sebelah". Sejak hari itu, para tukang selalu menata bahan bangunan dengan rapi dipinggir halaman, bahkan sang mandor selalu menyempatkan diri untuk mengawasi para tukangnya seusai bekerja dan memastikan bahwa semuanya tertata rapi sebelum mereka pulang. Coba Anda bayangkan seandainya ayah saya menegur sang mandor secara langsung, bisa dipastikan sang mandor akan tersinggung dan kinerja mereka pasti akan merosot dan bekerja seenaknya. Jadi sebisa mungkin hindari hal-hal yang dapat membuat bawahan Anda terpojok atau tertekan. Prinsip 3 "Tunjukkan kesalahan yang pernah Anda lakukan sebelum Anda mengkritik bawahan Anda" Biasanya prinsip ini berguna bagi karyawan baru Anda. Sebagai karyawan baru, tentu ia banyak melakukan kesalahan. Tapi dengan menegurnya secara langsung akan membuat semangat kerjanya menurun. Dengan prinsip ketiga ini dijamin semangat kerja karyawan baru Anda malah meningkat. Misalkan Anda mempunyai seorang sekretaris baru, saat ia melakukan kesalahan dalam membuat format suatu surat, Anda bisa "menegurnya" dengan kata-kata "Oh, kamu melakukan kesalahan seperti yang saya lakukan saat saya pertama kali menulis surat, alangkah lebih baik kalau...." Dengan demikian sekretaris Anda yang baru ini tidak akan merasa menjadi orang yang paling bodoh dihadapan Anda, karena ia merasa ia punya "teman". Saya jamin semangat kerjanya akan meningkat dan akan segera memperbaiki kesalahannya dibanding Anda menegurnya dengan mengatakan "Bodoh sekali kamu, seharusnya...". Jadi jangan pernah mengatakan dan menganggap orang lain bodoh, karena tidak ada orang yang bodoh didunia ini, yang ada hanyalah orang yang belum tahu, untuk itu ceritakan kesalahan yang juga pernah Anda lakukan sebagai kritik bagi bawahan Anda Prinsip 4 "Ajukan pertanyaan sebagai ganti perintah pada bawahan Anda" Pada dasarnya tidak ada seorang manusia di dunia ini yang suka diperintah, terlepas dari siapa dia, entah dia seorang buruh, karyawan, kuli, bahkan seorang bos sekalipun. Oleh karena itu, sebagai pemimpin yang baik kita harus mengerti benar psikologi manusia yang satu ini, prinsip keempat ini mengajarkan kita untuk menggunakan perintah dengan cara lain. Suatu hari ada sebuah perusahaan jasa percetakan yang telah puluhan tahun berdiri, order ke perusahaan ini terus merosot dari tahun ke tahun. Setelah dianalisa, Direktur perusahaan tersebut akhirnya mendapati bahwa semangat kerja para karyawannya agaknya mengalami penurunan yang berpengaruh terhadap hasil kerja mereka. Setelah berpikir sejenak, Direktur tersebut mengumpulkan para karyawannya dan mengadakan sebuah rapat yang lain dari biasanya. Direktur tersebut mengajukan "pertanyaan" kepada para karyawannya, "Para rekan-rekan sekalian, barusan saya telah bernegosiasi dengan sebuah perusahaan yang ingin mencetak packaging mereka pada perusahaan kita". kemudian Direktur melanjutkan, "Tapi, manajer perusahaan calon klien kita tersebut sangat menuntut dengan hasil yang sempurna, dan saya berpikir bahwa hal tersebut sangat sulit, tapi mengingat order ke perusahaan kita sangat jarang, jadi sangat sayang kalau peluang ini tidak saya terima, jadi saya ingin minta pendapat dari Anda sekalian". Sesaat terdengar suara gaduh ringan diantara para karyawan, hingga seorang demi seorang berbicara menuangkan ide mereka yang mungkin selama ini mereka pendam, dan terjadilah sebuah rapat yang membangun. Para karyawan kemudian meyakinkan kepada Direktur yang "ragu-ragu" tersebut untuk mengambil order tersebut, dan mereka berjanji akan memenuhi tuntutan manajer perusahaan klien untuk menghasilkan produk yang sempurna. Direktur tersebut akhirnya mendapatkan kembali semangat para karyawannya dengan cara yang cerdik. Buatlah para karyawan atau bawahan Anda merasa ikut memiliki perusahaan atau organisasi Anda, buatlah situasi dimana para karyawan atau bawahan Anda membuat standar kerja yang tinggi dari diri mereka sendiri, dengan demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan mereka. Ingat ! gantilah kalimat perintah dengan kalimat pertanyaan, karena tidak ada manusia yang suka diperintah ! Prinsip 5 "Jangan gunakan kata-kata negatif bila menemui kesulitan" Jangan pernah meremehkan akibat dari kata-kata yang kita ucapkan ! Pasti Anda pernah mendengar berita atau gosip yang menyatakan bahwa tahun sekian dunia tempat tinggal kita ini akan kiamat dan hancur berkeping-keping. Anda juga pasti pernah mendengar ajaran agama yang menyatakan bahwa kalau berbuat kejahatan akan masuk neraka. Setelah kita mendengar kata-kata tadi, apa yang selanjutnya kita lakukan? Otak kita tanpa kita sadari memproses kata-kata tersebut dengan bayangan-bayangan bagaimana saat-saat hancurnya dunia karena kiamat, bagaimana menderita dan tersiksanya hidup di neraka, dan lain sebagainya. Otak kita, tanpa kita sadari senantiasa membuat bayangan-bayangan menurut imajinasi, pengetahuan, dan pengalaman kita sendiri. Prinsip kelima ini mengajarkan kita untuk menghindari penggunaan kata-kata negatif untuk menggambarkan sebuah situasi yang kurang menggenakkan. Saat badai krisis ekonomi melanda Indonesia beberapa tahun lalu, banyak perusahaan dan pengusaha yang bangkrut dan putus asa. Terjadi PHK dimana-mana, banyak investor yang meninggalkan Indonesia, kerusuhan dimana-mana, setiap karyawan senantiasa was-was dan takut di-PHK dan lain sebagainya. Dikisahkan ada dua perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, yang menangani situasi ini dengan cara yang berbeda. Direktur perusahaan A mengatakan kepada para karyawannya, "Seperti yang Anda ketahui sekarang ini, situasi ekonomi saat ini sangat parah sekali, kita sedang berhadapan dengan gunung besar yang agaknya sulit dilalui, dan mungkin dalam waktu dekat ini akan terjadi perampingan perusahaan". Direktur perusahaan B mengatakan kepada para karyawannya, "Seperti yang Anda ketahui sekarang ini, situasi ekonomi saat ini mencoba menguji kekuatan kita, kita sedang berhadapan dengan badai yang saya yakin akan segera berlalu, dan saya lebih baik memotong gaji saya daripada harus kehilangan salah satu diantara Anda sekalian, para karyawan terbaik saya". Apa yang Anda bayangkan bila mendengar ucapan Direktur A? Anda akan membayangkan sebuah gunung besar didepan Anda dimana sulit sekali dilewati dan Anda akan merasa jatuh dan tak punya harapan lagi.. Kemudian apa yang Anda bayangkan bila mendengar ucapan Direktur B? Anda akan membayangkan sebuah badai yang menerpa Anda, Anda tinggal berpegang erat-erat hingga badai tersebut melewati Anda, Anda akan merasa punya harapan dan bersedia mengabdi pada pimpinan Anda, mengingat kebaikan pemimpin Anda yang rela memotong gajinya sendiri dan mengganggap Anda adalah karyawan terbaiknya. Dan pasti Anda juga rela gaji Anda juga dipotong demi perusahaan Anda. Coba renungkan perkataan kedua Direktur tersebut... Keduanya memiliki inti permasalahan yang sama, sama-sama menghadapi masalah ekonomi, dan sama-sama harus merampingkan perusahaan. Tapi apa yang Anda bayangkan dari perkataan Direktur A dan B? Sungguh-sungguh berbeda ! Jadi, gunakan kata-kata yang positif meski intinya adalah negatif, karena disaat perusahaan dalam kesulitan, Anda membutuhkan semangat kerja dan loyalitas karyawan Anda melebihi dari biasanya. Prinsip 6 "Delegasikan tugas atau perintah sejelas mungkin" Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki kecakapan dalam hal komunikasi. Pernah saya mendengar teman saya marah-marah menceritakan pembantunya, "Ah, saya heran dengan pembantu saya yang baru itu, bodohnya minta ampun, disuruh beli mie ayam tanpa saus malah dikasih cabe". kemudian saya tanya teman saya itu, "Kamu nyuruhnya gimana ?", teman saya jawab, "Ya dia saya suruh beli mie ayam tanpa saus", saya jawab lagi, "He he.. kalau begitu pembantu kamu tidak salah donk, kan mie ayamnya benar-benar tidak pakai saus?!", teman saya menjawab, "Ya dia harusnya tahu donk, kalau saya tidak suka makanan pedas, saus sama cabe kan sama-sama pedas !". Saya hanya menggumam dan tersenyum kecil, "Lucu benar teman saya yang satu ini he he he.." Dari cerita diatas, kita bisa belajar bahwa apa yang ada dipikiran kita belum tentu ada dipikiran orang lain. Jadi bila Anda ingin mendelegasikan perintah atau memberi tugas pada bawahan Anda, maka Anda perlu menyatukan visi dengan membicarakan semua keinginan Anda tanpa terkecuali, dan kalau perlu, Anda bisa menyuruh bawahan Anda untuk mengulangi perintah Anda agar Anda dapat mengetahui sejauh mana ia memahami keinginan Anda. Kalau dari lihat cerita diatas, sang majikan seharusnya berkata "Tolong belikan saya semangkok mie ayam di warung depan tanpa saus maupun cabe karena saya tidak suka pedas". Dengan perintah demikian, saya jamin sang pembantu tidak akan salah menjalankan tugasnya, mengapa ?! 1. Karena, perintah tersebut ada objek, yaitu = mie ayam 2. Karena, perintah tersebut ada keterangan tempat, yaitu = warung depan rumah 3. Karena, pengecualian ditaruh di akhir kalimat (otak kita cenderung mengingat kata-kata di akhir kalimat) 4. Karena, adanya sebab pengecualian, yaitu = tidak suka pedas, jadi apabila penjual mie ayam bertanya kepada sang pembantu "Apa mau dikasih merica?", tentu saja sang pembantu tahu jawabannya. Jadi delegasikan perintah dengan sejelas mungkin, karena tidak semua orang tahu apa yang ada di pikiran kita jika kita tidak pernah membicarakannya. referensi : internet

No comments:

Post a Comment